PELARANGAN BOTOL SEKALI PAKAI, SOLUSI YANG TEPAT ATAU MASALAH BARU?
By sbpolymer.jbg@gmail.com

PELARANGAN BOTOL SEKALI PAKAI, SOLUSI YANG TEPAT ATAU MASALAH BARU?

Beberapa waktu lalu kita ketahui bahwa salah satu Kepala Daerah telah mengesahkan aturan mengenai pelarangan penggunaan botol sekali pakai dengan ukuran dibawah 1 liter di wilayahnya. Jika kita lihat, apakah ini merupakan kebijakan yang tepat? Mengingat bahwa sebenernya sampah botol plastik sudah memiliki jejaringnya sendiri dalam ekonomi sirkular dan tidak terbatas dengan ukuran botol plastik tersebut. Jika kita telisik kembali bahkan botol plastik sudah menjadi komoditi high value yang dicari dikarenakan ekonomi sirkular yang telah terbentuk dalam pengelolaannya. Bahkan bisa dikatakan sebenarnya jenis sampah ini sudah jauh lebih tertangani dibanding jenis sampah lainnya, misalnya sampah kemasan multi layer.

Akan tetapi, kita tidak bisa semata-mata menyalahkan kebijakan di atas, mengingat dampak yang telah ditimbulkan oleh sampah plastik ini, baik sampah botol atau kemasan. Meskipun sampah botol sudah memiliki jejaring sendiri dalam pengelolaannya, masih banyak juga sampah botol yang lolos ke sungai atau laut yang kemudian menjadi pencemar. Sebenarnya bisa jadi bahwa kebijakan di atas diambil sebagai langkah strategis guna mengurangi sampah yang lolos menjadi pencemar secara signifikan. Hal ini mengingat pula bahwa sepertinya industri di Indonesia masih belum benar-benar berkomitmen terhadap penanggulangan sampah plastik produksinya dan belum adanya kesadaran mengenai dampak kemasan-kemasan kecil dari produknya yang lebih mudah lolos menjadi pencemar di lingkungan.

Kebijakan di atas pun juga akan percuma jika tidak ada dukungan dari Pemerintah Pusat mengenari regulasi kemasan produk bagi industri serta tentu saja kesadaran masyarakat sendiri. Masyarakat juga harus diberikan pemahaman menganai pentingnya melakukan pemilahan sampah dan pantingnya melakukan upaya-upaya melindungi lingkungan dari pencemaran. Perlu adanya edukasi kesadaran mengenai 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dari pemerintah ataupun pihak-pihak lainnya. Perlu pula sistem pengelolaan sampah dan produksi yang berkelanjutan diterapkan dengan melibatkan sebanyak-banyaknya pihak guna mendapatkan dampak yang luas. Sehingga jejaring yang telah terbentuk dalam ekonomi sirkular seperti SBP dapat lebih didukung dan kebijakan pemerintah bukan menjadi masalah baru tapi menjadi katalisator untuk terwujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Salah satunya dengan #KelolaPlastik dan #Berkah BERsama Kelola sampAH.

  • No Comments
  • Mei 29, 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *